Dalam ilmu Sosiologi, kepribadian disebut juga "Diri"; dalam Bahasa Inggris "Self." Seseorang akan bersosialisasi dalam lingkungannya, tujuan dari sosialisasi ialah membentuk diri seseorang biar sanggup bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat dimana ia tinggal. Diri insan berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain.
Setiap anggota gres dalam masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat. Tahap itu merupakan suatu proses yang disebut role talking atau pengambilan peran. Dalam tahap ini, seorang mencar ilmu mengetahui tugas apa yang harus dijalankan dirinya, dan tugas apa yang dijalankan oleh orang lain. Menurut Goerge Herbert Mead, perkembangan diri insan (anak) itu melalui tiga tahap, yaitu :
a.Play Stage, dalam tahap ini seorang anak kecil mulai mencar ilmu mengambil tugas orang-orang yang berada di sekitarnya. Contoh; seorang anak yang meniru-niru tugas orang-orang yang berada di dekatnya, ibarat orang tua, kakak, orang yang mengasuhnya, maupun tetangganya. Pada tahap ini, sepenuhnya anak belum memahami peran-peran yang ditirunya.
b. Game stage, pada tahap ini seorang anak mulai memahami tugas orang lain pada waktu berinteraksi, dan juga tugas ia sendiri. Kaprikornus anak sudah memahami masing-masing tugas yang harus dijalankan oleh tiap individu di dikala interaksi berlangsung. Contoh; di keluarga ada beberapa tugas yaitu ada tugas sebagai ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya.
c. Generalized Others, tahap ini anak bisa mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak hanya orang-orang terdekatnya. Anak pada tahap ini telah bisa berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Kemampuan anak melihat tugas dirinya dan tugas orang lain mulai terlihat. Misalnya, di sekolah, ia tahu kiprahnya sebagai siswa, selain itu juga ada tugas guru, atau kepala sekolah. Apabila anak sudah mencapai tahap ini maka ia telah mempunyai suatu diri.
Setiap orang mempunyai kepribadian, dan kepribadian setiap individu senantiasa berbeda. Perbedaan kepribadian dipengaruhi oleh faktor warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.
Setiap anak akan mempunyai pengalaman yang tidak sama. Pengalaman unik, berdasarkan Paul B. Horton mempunyai pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama satu sama lainnya, juga tidak seorang pun mempunyai latar belakang pengalaman yang sama. Bagaimana seseorang mengelola pengalamannya, menjadikannya mempunyai kepribadian yang tangguh atau lemah.
So...bunda--berikan pengalaman yang terbaik untuk memperkaya perkembangan anak sampai menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri.
Setiap anggota gres dalam masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat. Tahap itu merupakan suatu proses yang disebut role talking atau pengambilan peran. Dalam tahap ini, seorang mencar ilmu mengetahui tugas apa yang harus dijalankan dirinya, dan tugas apa yang dijalankan oleh orang lain. Menurut Goerge Herbert Mead, perkembangan diri insan (anak) itu melalui tiga tahap, yaitu :
a.Play Stage, dalam tahap ini seorang anak kecil mulai mencar ilmu mengambil tugas orang-orang yang berada di sekitarnya. Contoh; seorang anak yang meniru-niru tugas orang-orang yang berada di dekatnya, ibarat orang tua, kakak, orang yang mengasuhnya, maupun tetangganya. Pada tahap ini, sepenuhnya anak belum memahami peran-peran yang ditirunya.
b. Game stage, pada tahap ini seorang anak mulai memahami tugas orang lain pada waktu berinteraksi, dan juga tugas ia sendiri. Kaprikornus anak sudah memahami masing-masing tugas yang harus dijalankan oleh tiap individu di dikala interaksi berlangsung. Contoh; di keluarga ada beberapa tugas yaitu ada tugas sebagai ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya.
c. Generalized Others, tahap ini anak bisa mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas (generalized others), tidak hanya orang-orang terdekatnya. Anak pada tahap ini telah bisa berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Kemampuan anak melihat tugas dirinya dan tugas orang lain mulai terlihat. Misalnya, di sekolah, ia tahu kiprahnya sebagai siswa, selain itu juga ada tugas guru, atau kepala sekolah. Apabila anak sudah mencapai tahap ini maka ia telah mempunyai suatu diri.
Setiap orang mempunyai kepribadian, dan kepribadian setiap individu senantiasa berbeda. Perbedaan kepribadian dipengaruhi oleh faktor warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.
Setiap anak akan mempunyai pengalaman yang tidak sama. Pengalaman unik, berdasarkan Paul B. Horton mempunyai pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama satu sama lainnya, juga tidak seorang pun mempunyai latar belakang pengalaman yang sama. Bagaimana seseorang mengelola pengalamannya, menjadikannya mempunyai kepribadian yang tangguh atau lemah.
So...bunda--berikan pengalaman yang terbaik untuk memperkaya perkembangan anak sampai menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri.
0 Response to "Tahap Perkembangan Diri Anak Menjadi Sebuah Kepribadian"
Posting Komentar